Sobat Budaya Jakarta | LUBUKLINGGAU ITU PALEMBANG?
611
post-template-default,single,single-post,postid-611,single-format-standard,ajax_updown_fade,page_not_loaded,,large,shadow3,wpb-js-composer js-comp-ver-4.5,vc_responsive,elementor-default,elementor-kit-694

Blog

LUBUKLINGGAU ITU PALEMBANG?

24 Mar 2015, oleh jakarta di artikel, Cerita Budaya

Oleh Serli Purwanti

 

 

Dulu, kalau ditanya, ‘kamu orang mana?’ saya pasti jawab ‘Palembang’. Karena orangtua saya sendiri biasa memperkenalkan diri sebagai orang Palembang. Padahal sejujurnya, saya gak pernah menginjakkan kaki sekalipun di kota itu. Mungkin karena waktu itu masih kecil (sekarang juga masih kecil, sih), masih belum ngerti tentang letak geografis, tahunya cuma pulang kampung naik bus yang bisa makan waktu sehari semalam.

 

Beberapa tahun berlalu dan saya gak pernah pulang kampung lagi, sampai lupa kapan terakhir kali mudik kayak tradisi orang-orang Indonesia kalau lebaran. 2012 lalu, awal Juli tepatnya, adalah kali pertamanya saya betah di kota kelahiran saya, yang juga menjadi tanah kelahiran sekaligus tempat peristirahatan terakhir Abah saya kemudian. Sejak hari berkabung itu, saya baru merasa ada hati yang jatuh tertinggal. Ya, saya akui, sejak hari itu saya jatuh cinta dengan Lubuklinggau. Bahkan ketika ditawari untuk pindah dan menetap disana, saya sempat setuju, dengan alasan ingin dekat dengan Abah dan keluarga lainnya.

 

Kalau sampai saat ini orang-orang masih belum kenal dan gak tahu apa atau dimana Lubuklinggau itu, maka saya akan dengan bangga memperkenalkan.

 

Lubuklinggau, atau singkatnya orang menyebut Linggau, adalah kota kecil di bagian selatan pulau Sumatera. Masih serumpun dan sebahasa dengan Palembang, tapi jaraknya lebih dekat dengan Bengkulu. Bisa ditempuh empat jam dengan mobil travel/bus dari Bengkulu, atau tujuh jam naik kereta kalau dari Palembang. Saya sendiri belum pernah kesana lewat Palembang, jadi yang saya tahu, kalau lewat Bengkulu, sensasinya mantap! Hampir lebih dari setengah perjalanan melalui jalan yang berkelok dengan putaran belokan hampir membentuk huruf U karena saat itu kita sedang berada di sepanjang Bukit Barisan. Dua kali lewat situ, dua kali juga saya mabuk dibuatnya. Dan lucunya, saya baru ingat kalau waktu itu saya hampir muntah di daerah Kepahiang. Gini, sering dengar kata ‘mabuk kepayang’? Nah mungkin asalnya dari daerah ini, mabuk Kepahiang, mabuk gara-gara melewati jalan menuju/dari Bengkulu ini. Mungkin… 😀

 

Okay, back to my beloved Linggau. Sebenarnya sudah ada bandar udara di Linggau, tapi jadwal penerbangannya masih jarang, hanya dua kali dalam seminggu dan harus dipesan dua minggu sebelum tanggal keberangkatan. Selain itu harga tiketnya juga masih mahal karena pakai pesawat kecil. Jadi sebagian besar orang yang menuju Linggau biasanya naik pesawat ke Bengkulu, barulah melanjutkan perjalanan melewati Bukit Barisan seperti yang saya bilang sebelumnya. Saya pernah sekali main ke bandara dan lari-larian di runaway-nya karena masih digunakan sebagai jalan penghubung ke dusun sebelah.

Runaway Bandar Udara Silampari

 

Oh, ya, jangan mentang-mentang Linggau cuma kota kecil yang gak terkenal jadi gak punya tempat bagus untuk dikunjungi. Ada, kok, banyak! Ada Curug Temam, Watervang, Danau Aur, banyak deh. Tapi yang paling saya suka itu tambang emas tempat dulu Abah cari rezeki. Letaknya di dusun nenek saya, Ds. Pusan, sekitar dua-tiga jam ditempuh dari pusat kota. Tapi ya, gitu, jalan di dusunnya masih hancur (parah), katanya baru mau ada perbaikan tahun ini. Namanya juga mau ke tempat bagus, selalu ada tantangannya, kan?

 

Heyho!

 

Selain letak geografis yang membedakan Lubuklinggau dengan Palembang, ada hal lain yang juga berbeda, seperti kesenian daerah, lagu daerah, sampai makanan daerahnya pun ada yang berbeda, loh! Kami memang punya pempek, tekwan, dan model kayak di Palembang, tapi kami punya Gulai Ampay, Pokat, Rambe, dan Tempoyak, yang satu ini paling saya suka, makanan khas Linggau yang berasal dari olahan Durian dan bisa diolah lagi jadi sambal atau untuk campuran bersama makanan lain. Rasonyo? Aih, nian lah lemaknyo~

 

***

 

Nah, gimana? Saya ulang sedikit ya, jadi Lubuklinggau itu BUKAN Palembang, pun juga sebaliknya, keduanya adalah kota yang berbeda di Provinsi Sumatera Selatan, jaraknya juga gak bisa dibilang dekat karena harus ditempuh tujuh jam perjalanan darat. Dari segi budaya, masing-masing Lubuklinggau dan Palembang punya kesenian dan makanan khas yang juga berbeda. Dengan ini, semoga semakin banyak orang yang tidak asing lagi mendengar nama Lubuklinggau.

 

Selamat mengenal Bumi Silampari, fellas! 😉

 

  • WordPress
  • Google Plus
  • Facebook
5 COMMENTS
  • […] sangat jelas bahwa Lubuklinggau berbeda dengan Palembang, seperti yang sudah dibahas sedikit di Lubuklinggau itu Palembang?, meski masih sama-sama berumpun melayu, tapi  Lubuklinggau dan Palembang memiliki perbedaan dalam […]

  • Jumaidiakbar

    Kota kecil penuh kenangan ,,,, Lubuklinggau

  • […] sangat jelas bahwa Lubuklinggau berbeda dengan Palembang, seperti yang sudah dibahas sedikit di Lubuklinggau itu Palembang?, meski masih sama-sama berumpun melayu, tapi  Lubuklinggau dan Palembang memiliki perbedaan dalam […]

  • […] Tulisan ini pernah dimuat dalam rubrik #CeritaDesaku dari Komunitas Sobat Budaya Jakarta, dan dapat diakses melalui tautan ini. […]

  • geral

    Kalo 2018 mah udah beda jauh dg 2012. Silahkan berkunjung kembali ke lubuklinggau.

balas ke Bumi Silampari Memanggil | Cil's Escape